Ada yang pengin tau perjalanan sebuah desa yang terletak di daerah jawa barat, tepatnya di Kota Indramayu, namanya, Ciceleng? jangan berasosiasi kota tersebut tempat bermukimnya satwa Celeng atau Babi hutan karena nama yang sama dengan nama binatang liar itu. Tapi, entah juga, bisa jadi karena dulu memang para binatang liar itu ditempatkan disana, sehingga untuk memudahkan orang mengenalinya, maka
mereka menyebutnya Ciceleng.
Oh ya, maaf, jangan menyamakan juga karakter penduduknya terlebih perempuannya dengan binatang itu karena kesamaan pembawaan, yaitu, Liar. Hehehe...sebagaimana liarnya babi hutan memakan tumbuhan yang ditanam oleh para petani, seperti, Tebu, membuat petani merasa geram dengan tingkah laku si Mata dor yang suka berkeliaran di tanah-tanah sawah produktif.
Kalau kita mau ke Jakarta pasti kita melewati daerah itu yang terlihat dengan keramaian orang di pinggir jalan. Lalu lalang muda mudi masing-masing berusaha mencari jodoh sementara untuk diperisteri selamanya, hehehe.. aneh ya? mungkin pembaca setia pernah menyaksikannya, atau mungkin mau mencobanya? haha..canda dikit ga papa kan..
Begitu mudahnya seorang lelaki mendapatkan jodohnya, semuanya serba singkat. Perkenalan singkat, pacaran singkat dan ini yang fantastik sekali; pernikahan singkat. Bukan masa menjalankan tali pernikahan yang begitu singkat, tetapi, proses melakukan tata cara pernikan yang super singkat. Sampai beberapa tahun situasi seperti ini berjalan lama dan merubah kesucian perkawinan menjadi seakan bermain gembling. Entah, yang pada akhirnya menjadi budaya ini, memperoleh surat ijin dari mana? pemkot, aparat desa, atau kebiasaan masyarakat sekitar yang lambat laun menjadi bursa cari jodoh super kilat?
Ironinya, event ini memiliki wali nikah spesial, baik itu seorang kiyai atau makelar jodoh yang merangkap jabatan, mencarikan jodoh sekaligus menjadi walinya. Ongkos kawin pun relatif murah tentu. Kalau perempuan aja murah apalagi mas kawinnya? anak-anak usia belasan tahun tidak lagi canggung atau takut diperisteri bapak-bapak usia 50-60 tahun. Oleh karena itu, akan menjadi kesempatan yang dinanti-nanti oleh kebanyakan orang tua pihak perempuan seakan menanti hari lebaran. Hari ini mengurus surat cerai di Pengadilan, besuk ia siap dilamar pria yang tidak tau asal usulnya.
Fenomena asyik, tentu bagi kalangan tertentu sekaligus mengecewakan. Asyik, karena, siapa sih yang enggan diberi kesempatan seperti ini, baik untuk lelaki maupun perempuan? meski jalan pintas, setidaknya akan menjadi solusi super praktis terutama bagi kalangan lelaki yang sudah punya ijin sah secara agama beristeri lebih dari satu, dan akan terasa efektif pula melakukan interaksi secara bebas berkostum cari jodoh untuk dikawin.
Mengecewakan karena begitu tidak berartinya seorang perempuan bagi dirinya dan di mata lelaki. Wanita yang seharusnya menjaga kehormatan dirinya dan menjadi ratu dirumah suami sekaligus tempat teduh bagi anak-anaknya, kini ia tidak lebih dari sekadar alat pemenuhan nafsu liar lelaki yang masuk silih berganti. Wanita yang hakikatnya bagai sekuntum bunga mawar yang diapit duri-duri tajam sebagai benteng pengaman, Ciceleng kini tidak lagi menyisahkan sebuah makna sejati dari potret wanita dalam pengertian yang lebih arif dan luhur. Yang tersisa hanya branding, 'ajang temu jodoh dengan seribu kemudahan'.
Sudah menjadi rahasia umum, hotel-hotel, penginapan dan juga losmen selalu dipadati dayang-dayang imut nan gerelis. Mereka adalah para mantan audisi kompetisi, 'kawin cepat' yang menghiasi kota salah satu sumber BBM yang ada di Indonesia, Indramayu. Ada yang tau arti kata, Indramayu? kalau dipisah, indra berati, penglihatan, mayu, berarti apa ya..? kemayu kali..filosofinya, sebuah nama untuk golongan tertentu dari kaum wanita yang memiliki mata indah, (baca: menarik), dengan penampilan yang lebih menonjolkan kecantikan dalam segalanya, wajah, buah dada dan body bahkan kuku dan warna warni bentuk rambut khasnya, Kemayu.
Ciceleng menghadirkan apa yang diinginkan setiap lelaki. Tempat menetaskan seribu telor impian indah. dermaga musafir pengejar sex. Lahan investasi besar indutri sexmania.
Silahkan baca juga tulisan dari sumber ini:
http://aquinohayunta.wordpress.com/
mereka menyebutnya Ciceleng.
Oh ya, maaf, jangan menyamakan juga karakter penduduknya terlebih perempuannya dengan binatang itu karena kesamaan pembawaan, yaitu, Liar. Hehehe...sebagaimana liarnya babi hutan memakan tumbuhan yang ditanam oleh para petani, seperti, Tebu, membuat petani merasa geram dengan tingkah laku si Mata dor yang suka berkeliaran di tanah-tanah sawah produktif.
Kalau kita mau ke Jakarta pasti kita melewati daerah itu yang terlihat dengan keramaian orang di pinggir jalan. Lalu lalang muda mudi masing-masing berusaha mencari jodoh sementara untuk diperisteri selamanya, hehehe.. aneh ya? mungkin pembaca setia pernah menyaksikannya, atau mungkin mau mencobanya? haha..canda dikit ga papa kan..
Begitu mudahnya seorang lelaki mendapatkan jodohnya, semuanya serba singkat. Perkenalan singkat, pacaran singkat dan ini yang fantastik sekali; pernikahan singkat. Bukan masa menjalankan tali pernikahan yang begitu singkat, tetapi, proses melakukan tata cara pernikan yang super singkat. Sampai beberapa tahun situasi seperti ini berjalan lama dan merubah kesucian perkawinan menjadi seakan bermain gembling. Entah, yang pada akhirnya menjadi budaya ini, memperoleh surat ijin dari mana? pemkot, aparat desa, atau kebiasaan masyarakat sekitar yang lambat laun menjadi bursa cari jodoh super kilat?
Ironinya, event ini memiliki wali nikah spesial, baik itu seorang kiyai atau makelar jodoh yang merangkap jabatan, mencarikan jodoh sekaligus menjadi walinya. Ongkos kawin pun relatif murah tentu. Kalau perempuan aja murah apalagi mas kawinnya? anak-anak usia belasan tahun tidak lagi canggung atau takut diperisteri bapak-bapak usia 50-60 tahun. Oleh karena itu, akan menjadi kesempatan yang dinanti-nanti oleh kebanyakan orang tua pihak perempuan seakan menanti hari lebaran. Hari ini mengurus surat cerai di Pengadilan, besuk ia siap dilamar pria yang tidak tau asal usulnya.
Fenomena asyik, tentu bagi kalangan tertentu sekaligus mengecewakan. Asyik, karena, siapa sih yang enggan diberi kesempatan seperti ini, baik untuk lelaki maupun perempuan? meski jalan pintas, setidaknya akan menjadi solusi super praktis terutama bagi kalangan lelaki yang sudah punya ijin sah secara agama beristeri lebih dari satu, dan akan terasa efektif pula melakukan interaksi secara bebas berkostum cari jodoh untuk dikawin.
Mengecewakan karena begitu tidak berartinya seorang perempuan bagi dirinya dan di mata lelaki. Wanita yang seharusnya menjaga kehormatan dirinya dan menjadi ratu dirumah suami sekaligus tempat teduh bagi anak-anaknya, kini ia tidak lebih dari sekadar alat pemenuhan nafsu liar lelaki yang masuk silih berganti. Wanita yang hakikatnya bagai sekuntum bunga mawar yang diapit duri-duri tajam sebagai benteng pengaman, Ciceleng kini tidak lagi menyisahkan sebuah makna sejati dari potret wanita dalam pengertian yang lebih arif dan luhur. Yang tersisa hanya branding, 'ajang temu jodoh dengan seribu kemudahan'.
Sudah menjadi rahasia umum, hotel-hotel, penginapan dan juga losmen selalu dipadati dayang-dayang imut nan gerelis. Mereka adalah para mantan audisi kompetisi, 'kawin cepat' yang menghiasi kota salah satu sumber BBM yang ada di Indonesia, Indramayu. Ada yang tau arti kata, Indramayu? kalau dipisah, indra berati, penglihatan, mayu, berarti apa ya..? kemayu kali..filosofinya, sebuah nama untuk golongan tertentu dari kaum wanita yang memiliki mata indah, (baca: menarik), dengan penampilan yang lebih menonjolkan kecantikan dalam segalanya, wajah, buah dada dan body bahkan kuku dan warna warni bentuk rambut khasnya, Kemayu.
Ciceleng menghadirkan apa yang diinginkan setiap lelaki. Tempat menetaskan seribu telor impian indah. dermaga musafir pengejar sex. Lahan investasi besar indutri sexmania.
Silahkan baca juga tulisan dari sumber ini:
http://aquinohayunta.wordpress.com/
bisa sy minta no cw atw org yg bisa melakukan proses tsb.../ bs dp cw ny
BalasHapus